IPSM Babel Bersama PSM se-Babel Gandeng IPSM Sumbar “NGASO” di Kelok 9 dan Lembah Harau Padang Sumbar

LOPANNEWS, SUMBAR – Kepengurusan IPSM Provinsi Kepulauan Babel serta PSM se-Babel dan TKSK melaksanakan agenda kegiatan Ngobrol Asik Seputar Sosial “NGASO” Bersama Pengurus IPSM Sumbar.

Pada Kali ini, kegitan NGASO terpusat di Sumatera Barat tepatnya di Kota Padang, Kamis (26/12/2024) dimulai pukul 08.30 WIB hingga usai, diikuti sebangak 150 otang peserta.

Kegiatan NGASO, yakni dengan tujuan mempererat talisilaturahmi dan rasa kekeluargaan antara seluruh PSM baik dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Pengurus IPSM Sumatera Barat (Sumbar).

Dari penuturan Ketua IPSM Babel, Doddy Dirnadi kepada awak media, Ia menjelaskan bahwa kegiatan NGASO dilaksanakan dengan harapan mempererat rasa kekeluargaan dan berbagi cerita tentsng pengalaman seputar sosial keseharian yang dilakukan para PSM se-Babel dan kawan-kawan TKSK.

“Banyak hal yang bisa ambil dari kegiatan NGASO, berbagi cerita dan pengalaman kawan-kawan PSM dalam keseharian mereka dalam bergelut di dunia sosial demi pengabdian kepada masyarakat Babel tentunya. PSM itu tiada hari tanpa pengabdian. Harus siap siaga dalam hal sosial dan tanpa mengenal waktu dalam sosial demi masyarakat,” pungkas Doddy, Kamis (26/12/2024).

Ia juga menjelaskan, kegiatan NGASO Kali ini mengapa harus terpusat di Sumbar tepatnya di Kota Padang, Jawab Doddy ; yakni mengajak kawan – kawan PSM se-Babel agar bisa mengambil hikmah dan pembelajaran dari kawan-kawan PSM Sumbar mengenai pengalaman dan berbagi cerita seputaran sosial yang dilakukan demi pengabdian kepada masyarakat.

“Acara kegiatan NGASO kali ini, kawan-kawan juga akan kita ajak mengunjungi beberapa tempat kebudayaan dan pariwisata yang ada di Sumbar, yakni tentunya kunjungan ke Dinsos Sumbar, detiwisata Kelok Sembilan, Lembah Araw, Masjid Agung, agar kawan-kawan bisa merasakan dan melihat dari dekat hal itu, bukan hanya sekedar cerita saja. Kita juga mengucapkan rasa terimakasih kepada kawan-kawan pengurus IPSM Sumbar dan Dinsos yang telah menerima kunjungan dan kedatangan kita semua dalam kegiatan Studi Tiru dan Pembejaran di Provinsi Sumbar tepatnya terpusat di Kota Padang,” ucapnya.

Mengenal lebih dekat sejarah Kelok 9 (Sembilan) dan Lembah Harau dan untuk diiketahui, yakni :

– Disebut Kelok Sambilan karena dahulu jumlah tikungan jalan di areal ini berjumlah sembilan buah. BMN yang berada di Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat, sekitar 25 kilometer dari kota Payakumbuh ke arah Pekanbaru, Riau ini diberi julukan Kelok Sembilan. Hal demikian dikarenakan, jalan ini bentuknya yang berkelok-kelok dan berjumlah sembilan buah.
– Pembangunan Jembatan Kelok Sembilan ini memakan waktu 10 tahun yang dilakukan dalam dua tahap, masing-masing tahun 2003 hingga 2011 dan kemudian 2012 hingga 2013. Kelok 9 tidak hanya menawarkan tantangan berkendara, tetapi juga pemandangan alam yang luar biasa. Jalan ini diapit oleh dua cagar alam, yaitu Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau. Kelok Sembilan memang hanya sebuah jalan layang, namun ini menjadi ruas jalan utama yg menghubungkan Payakumbuh dan Pekanbaru. Jalan layang ini menjadi ikon bagi masyarakat Minang umumnya dan Payakumbuh khususnya.

– Sedangkan Lembah Harau atau yang biasa disebut sebagai Yosemite versi Indonesia adalah sebuah ngarai dekat Kota Payakumbuh di Kabupaten Lima Puluh Kota, provinsi Sumatera Barat dan diperkirakan dahulunya adalah sebuah lautan. Dikutip dari beberapa sumber, nama Harau diambil dari kata parau yang memiliki arti suara serak. Menurut kisah masyarakat yang beredar, masyarakat lokal yang bermukim di Bukit Jambu kerap ditimpa longsor dan banjir sehingga membuat penduduk menjadi panik. Lembah Harau merupakan lembah atau ngarai yang terbentuk dari patahan turun akibat peristiwa tektonik sehingga membentuk wilayah lembah yang diapit oleh dua dinding perbukitan dengan tebing yang curam. Keunikan Lembah Harau tidak hanya terlihat dari tebing-tebingnya yang tinggi. Lembah Harau memiliki enam air terjun, yaitu Sarasah Aie Angek, Sarasah Aie Luluih, Sarasah Jambu, Aka Barayun, Sarasah Boenta, dan Sarasah Murai. Setiap air terjun memiliki karakteristik dan ketinggian yang berbeda. (LN/007

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *